SOLOK, SUMBAR – 27 NOVEMBER 2025 - Napas lega dihembuskan ribuan pengguna jalan di Sumatera Barat. Dua ruas penting yang menjadi jalur konektivitas vital, yaitu Lubuk Selasih - Surian Sta 37+300 dan Lubuk Selasih Sta 34+800, kini telah dibuka kembali pasca-tertutup total akibat bencana longsor.
Dalam gambar yang diterima, terlihat sebuah alat berat jenis backhoe loader berwarna kuning keemasan, gagah berdiri di tengah hamparan material longsoran berupa campuran kerikil, tanah, dan lumpur yang basah kuyup. Moncong bucket alat berat tersebut tampak menunduk, seolah baru saja menyelesaikan tugas berat menyapu timbunan tanah yang memutus akses. Di kejauhan, beberapa petugas berbaju pelindung berwarna cerah tampak berjaga, menjadi saksi perjuangan tim di bawah guyuran rintik hujan.
Penutupan ruas ini sempat menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi mobilitas logistik dan masyarakat yang bergantung pada jalur tersebut. Namun, Tim Pelaksana Kegiatan (PPK) Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Wilayah II Sumatera Barat menunjukkan respons kilat.
"Alhamdulillah, kedua ruas yang sempat lumpuh total karena timbunan longsor sudah berhasil kami bersihkan. Tim bergerak cepat sejak laporan diterima, fokus utama kami adalah memastikan jalur dapat dilewati dengan aman secepat mungkin," ujar salah seorang perwakilan PJN - Wil II Sumbar.
Operasi pembersihan dilakukan di tengah tantangan cuaca ekstrem. Intensitas curah hujan di kawasan perbukitan ini masih tergolong tinggi, meningkatkan risiko longsor susulan dan membuat material yang dibersihkan menjadi licin dan berat.
Meskipun akses telah dibuka, pihak PJI - Wil II Sumbar mengimbau agar euforia ini tidak mengurangi kewaspadaan. Masyarakat yang hendak melintasi ruas Lubuk Selasih – Surian diminta untuk tetap ekstra hati-hati.
"Mengingat intensitas curah hujan yang masih tinggi, potensi pergerakan tanah masih ada. Kami mohon masyarakat agar senantiasa waspada, kurangi kecepatan, dan ikuti arahan dari petugas yang masih berjaga di lapangan," tegasnya.
Keberhasilan pembukaan kembali jalur ini menjadi simbol kolaborasi dan kesiapsiagaan pemerintah daerah dalam menghadapi tantangan bencana alam, demi memastikan denyut nadi perekonomian dan konektivitas masyarakat tetap berjalan lancar. (And)
