PADANG - 18 NOVEMBER 2025 - Udara di Istana Gubernur Sumatera Barat hari ini dipenuhi optimisme dan aroma sejarah. Di bawah langit Padang yang cerah, Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Dr. Budi Santoso, M.Si., secara resmi melepas kapal yang membawa muatan berharga, ekspor perdana produk Ekstrak Gambir dari PT Sambalado Jaya Indonesia (PT SJI).
Momen ini bukan sekadar pelepasan kontainer, melainkan penanda era baru bagi komoditas gambir, yang selama ini sering terperangkap dalam status bahan mentah. Produk olahan bernilai tambah ini langsung meluncur menuju pasar raksasa dunia, India.
Dalam sambutannya, Menteri Perdagangan Budi Santoso menekankan bahwa ekspor perdana ini adalah realisasi nyata dari upaya hilirisasi komoditas. "Ini adalah momentum emas," tegasnya, "Ekspor ekstrak gambir ke India membuka pintu kesempatan yang sangat baik, terutama bagi ribuan petani gambir yang selama ini menjadi tulang punggung produksi di Sumatera Barat. Kita harus memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kesejahteraan mereka."
Sepditito, Direktur Utama PT SJI, yang berdiri tegak di samping Menteri, mengungkapkan strategi perusahaan yang transformatif. Ia menyatakan bahwa berbisnis bahan mentah saja tidak cukup. Kunci keunggulan terletak pada inovasi.
"Kami tidak lagi menjual daun, kami menjual ilmu. Kami memperkenalkan Katekin senyawa aktif dalam gambir, yang setara dengan teh Jepang dan ginseng Korea sebagai identitas baru produk kami," ujar Sepditito.
Katekin murni dengan kemurnian CHATECHIN 95+ kini menjadi fokus, menjadikannya bahan baku premium untuk industri farmasi, suplemen kesehatan, dan antioksidan tinggi global.
Sepditito menambahkan bahwa daya saing Indonesia sangat signifikan. Berdasarkan perhitungan, biaya produksi gambir dalam negeri bisa 50% lebih murah dibandingkan di India. Keunggulan harga ini, ditambah dengan adanya Kode HS (92.190) yang jelas, kepastian hukum, dan kemudahan kepabeanan, menjadikan produk Indonesia sulit ditandingi.
India, sebagai konsumen hampir 90% gambir dunia, menjadi pintu masuk strategis bagi Indonesia. Namun, PT SJI berharap pelepasan perdana ini menjadi pemantik. "Kami ingin memotivasi para petani dan generasi muda untuk tidak hanya bergantung pada India, tetapi mencari pasar potensial lainnya," tambahnya.
Mengakhiri pidatonya, ia menyuarakan harapan mendalam agar pemerintah dapat mengembalikan iklim usaha gambir menjadi lebih kondusif, terutama melalui regulasi perpajakan yang mendorong pertumbuhan industri.
Dengan keberhasilan ini, PT Sambalado Jaya Indonesia tidak hanya mengekspor produk, tetapi juga secara definitif menempatkan Indonesia khususnya wilayah Payakumbuh di Sumatera Barat sebagai pemasok bahan baku gambir berkualitas tinggi di peta perdagangan global. Selain gambir, PT SJI juga aktif mengelola komoditas unggulan lain seperti biji kopi, pinang, dan biji kakao. (And/Jr)
