-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mengarungi Badai dan Lumpur, Sumbar Kerahkan 35 Alat Berat untuk Pemulihan Pascabencana

14 Desember 2025 | 14 Desember WIB Last Updated 2025-12-14T04:57:09Z

PADANG - Langit Sumatera Barat masih menyimpan duka dan ancaman, namun semangat gotong royong dan kecepatan birokrasi telah diterjemahkan menjadi deru mesin di lapangan. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) mengumumkan percepatan penanganan dampak bencana hidrometeorologi yang masif, yang telah merenggut infrastruktur penting di lima kabupaten/kota.


Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi (SDABK) Provinsi Sumbar, Rifda Suriani, mengungkapkan skala mobilisasi sumber daya yang luar biasa. "Sesuai arahan Bapak Gubernur, kami diminta memaksimalkan penanganan di lapangan. Secara keseluruhan, 35 unit alat berat dan 940 geobag sudah kita turunkan," ujar Rifda di Padang, Sabtu (13/12/2025).


Upaya pemulihan ini bukan hanya sekadar data, tetapi pertempuran melawan lumpur dan reruntuhan. Operasi penanganan ini dimulai serentak sejak 25 November 2025, hari di mana status tanggap darurat bencana tingkat provinsi ditetapkan.


Terbaru, perhatian terfokus pada titik kritis di Batu Busuak, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Tiga unit alat berat terbaru telah dikerahkan ke lokasi ini. Di sini, pekerja berpacu dengan waktu untuk melakukan normalisasi aliran sungai yang tersumbat dan membersihkan jejak kerusakan sisa banjir bandang.


Rifda merinci, unit-unit berat ini tersebar merata di daerah yang paling membutuhkan:


 * Kota Padang memimpin dengan pengerahan 22 unit,

 * Diikuti oleh Kabupaten Agam (5 unit),

 * Pesisir Selatan (4 unit),

 * Serta masing-masing 2 unit di Padang Pariaman dan Kabupaten Solok.


Bencana hidrometeorologi telah meninggalkan luka yang dalam pada jaringan sumber daya air provinsi. Data yang tercatat menggambarkan betapa vitalnya pekerjaan pemulihan ini:


 * Sebanyak 24 unit bendung irigasi tak luput dari amukan air.

 * Kerusakan bangunan penguatan tebing (seawall) mencapai panjang kumulatif 6,9 kilometer.

 * Sementara itu, saluran irigasi kritis rusak sepanjang 3,5 kilometer.


"Saat ini perbaikan sudah kita mulai secara bertahap, bersamaan dengan normalisasi sungai dan pengerukan sedimen sisa banjir bandang. Ini adalah proses maraton, bukan sprint," jelas Rifda.


Menyadari besarnya dampak dan kebutuhan anggaran yang signifikan, Pemprov Sumbar tidak bekerja sendiri. Rifda mengakui bahwa proses pemulihan akan memakan waktu dan biaya yang besar.


Atas instruksi Gubernur, koordinasi intensif telah dijalin dengan Balai Wilayah Sungai Kementerian PU dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya. Kolaborasi ini mulai membuahkan hasil nyata, memperkuat dukungan tenaga dan peralatan di lapangan.


"Hasil koordinasi tersebut cukup efektif. Dua unit alat berat yang saat ini bekerja di Batu Busuak merupakan dukungan langsung dari Hutama Karya Infrastruktur, hasil komunikasi langsung Bapak Gubernur," tutup Rifda, menegaskan bahwa semangat sinergi menjadi pilar utama dalam membangun kembali infrastruktur yang hancur. (And) 

×
Berita Terbaru Update