PADANG - Kota Padang kembali diuji oleh kekuatan alam. Hujan deras yang mengguyur sejak Senin malam (24/11/2025) telah memicu peningkatan drastis debit air sungai, menciptakan pemandangan yang mencekam di beberapa lokasi. Salah satu titik paling kritis adalah Batang Air Gunung Nago yang melintasi Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang.
Pada Selasa pagi, tepat pukul 07:41 WIB, kondisi Batang Air Gunung Nago mencapai titik yang sangat mengkhawatirkan. Air sungai, yang semula tenang, kini berubah menjadi arus cokelat keruh yang bergejolak dan menderu kencang, nyaris setinggi tiang jembatan.
"Kami sengaja menutup jalan agar para pengendara tidak melintas di jembatan," ujar salah seorang warga setempat yang meminta identitasnya dirahasiakan. "Airnya sudah terlalu dekat, berbahaya kalau ada yang nekat lewat."
Keputusan cepat warga untuk menutup akses jembatan adalah langkah preventif mutlak. Mereka tak ingin mengambil risiko, mengingat derasnya air yang membawa material lumpur dan bebatuan, menimbulkan getaran dan ancaman nyata bagi struktur jembatan.
Pemandangan dari atas jembatan memperlihatkan betapa dahsyatnya luapan air. Pohon-pohon kelapa di tepian tampak kontras dengan warna cokelat tua air yang menyapu akarnya. Di bawah langit yang kelabu, semburan buih dan percikan air sesekali melambung tinggi, seolah menegaskan kekuatan alam yang tak terbendung.
Situasi ini tidak hanya mengancam jembatan, tetapi juga menghadirkan kekhawatiran bagi pemukiman warga yang berjejer di sepanjang bantaran sungai. Warga diimbau untuk tetap siaga dan memantau terus perkembangan ketinggian air.
Masyarakat Padang diimbau untuk selalu waspada, terutama mengingat data terkini menunjukkan bahwa debit air Batang Kuranji di Padang juga telah mencapai Status Waspada.
Kejadian di Lambung Bukit ini menjadi pengingat keras akan kerentanan Kota Padang terhadap bencana hidrometeorologi, menuntut kesiapsiagaan kolektif dari pemerintah dan seluruh elemen masyarakat. (And)
