Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ditengah Deru Hujan dan Lumpur, Kehadiran Mahyeldi Membelah Timbunan Longsor Padang Pariaman

27 November 2025 | 27 November WIB Last Updated 2025-11-27T08:14:21Z

PADANG PARIAMAN - 27 NOVEMBER 2025 - Aroma tanah basah dan lumpur kental menyengat di udara Kampuang Tanjuang Koto Mambang Sungai Durian (KKS), Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman. Beberapa hari guyuran hujan tanpa henti telah menumpahkan bencana, mengubah jalan utama menjadi jurang lumpur dan timbunan pepohonan yang memutus urat nadi kehidupan warga.


Di tengah suasana kelabu dan gerimis yang tak kunjung reda, sebuah pemandangan tak biasa tersaji. Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, tak hanya sekadar memantau dari kejauhan. Ia berada tepat di garis depan, berjongkok di kubangan lumpur pekat.


Mengenakan jas hujan ponco berwarna oranye cerah yang kontras dengan cokelat gelap tanah longsor, Gubernur Mahyeldi terlihat menyingsingkan lengan baju, berjibaku menggunakan tangan dan alat seadanya. Ia menggaruk, mendorong, dan membersihkan material longsor bukan sebagai pejabat, melainkan sebagai bagian dari tim penyelamat yang dipimpin oleh semangat gotong royong.


Di sekelilingnya, warga KKS, yang dipayungi jas hujan berbagai warna, serta beberapa petugas dan personel berseragam, bekerja sama dalam keheningan yang penuh tekad. Lumpur mencapai lutut, ranting pohon tebal menghadang, namun semangat untuk membuka kembali akses jalan yang menghubungkan mereka dengan dunia luar jauh lebih kuat.


"Akses ini adalah segalanya bagi kami. Kami terputus," ujar seorang warga dengan wajah lelah, sembari menyeka air hujan dari wajahnya.


Aksi cepat tanggap ini merupakan respons langsung terhadap dampak curah hujan ekstrem yang melanda wilayah tersebut, menyebabkan tanah dari tebing di sekitarnya runtuh dan menimbun jalan. Kehadiran Mahyeldi di lokasi menjadi simbol kepemimpinan yang merangkul kesulitan, memicu semangat warga yang sudah mulai terkuras oleh bencana.


Perlahan namun pasti, di bawah guyuran yang tak henti, gundukan lumpur mulai menipis. Setiap sekop yang diangkat dan setiap akar yang disingkirkan adalah janji akan kembalinya mobilitas. Momen ini bukan hanya tentang membersihkan jalan, ini adalah narasi tentang ketahanan masyarakat Sumatera Barat dan janji seorang pemimpin untuk berdiri bersama rakyatnya di saat paling sulit. (And) 

×
Berita Terbaru Update