PADANG, SUMATERA BARAT - Jumat dini hari, 28 November 2025, menjadi saksi keganasan alam yang menyelimuti kawasan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Pukul 00:36 WIB, waktu yang terekam dalam bidikan kamera warga, menunjukkan suasana mencekam di bawah guyuran hujan dan kegelapan total.
Ketenangan malam mendadak koyak ketika volume air dari dua hulu, Limau Manis dan Batu Busuk, tak lagi mampu dibendung. Gabungan derasnya arus ini memicu luapan masif dari Air Gunung Nago Lambung Bukit. Dalam sekejap, air bah berwarna keruh itu tumpah ruah, meluap hingga membanjiri jalanan utama di wilayah Kapalo Koto, kecamatan Pauh Kota Padang.
"Airnya datang cepat sekali. Kami langsung panik karena ini sudah masuk ke jalan. Gelap sekali di sini," ujar salah seorang warga yang terlihat dalam gambar, berdiri di tengah genangan air dengan balutan jaket biru terang.
Dampak terparah dirasakan di sepanjang areal padat penduduk Lambung Bukit. Ketinggian air yang terus naik memicu bahaya infrastruktur. Sebuah tiang listrik yang berdiri kokoh di pinggir jalan kini terlihat condong dan nyaris roboh, seperti yang terekam dalam gambar pukul 00:33 WIB, menyisakan siluet bayangan menyeramkan di tengah langit malam.
Akibat insiden tiang listrik yang miring tersebut, listrik di kawasan itu padam total. Warga harus berjuang melawan arus dan gelap gulita, hanya mengandalkan cahaya senter dari telepon genggam yang terpancar sporadis di kerumunan.
Menyadari bahaya yang mengancam terutama bagi mereka yang bermukim persis di tepian Sungai Kapolo Koto sejumlah warga memutuskan untuk melakukan evakuasi mandiri. Mereka bergegas meninggalkan rumah, membawa barang seadanya, dan mencari perlindungan di tempat yang lebih tinggi.
"Sebagian warga di pinggir sungai langsung mengungsi ke rumah kerabat mereka yang posisinya dianggap lebih aman," demikian laporan yang diterima.
Hingga berita ini diturunkan, warga Lambung Bukit masih bersiaga penuh. Mereka berkumpul di jalanan yang masih tergenang, memantau debit air dan menunggu bantuan serta penerangan kembali. Peristiwa ini menjadi pengingat pahit akan kerentanan kawasan tersebut terhadap luapan air saat musim penghujan tiba. (And)
