PADANG - Di bawah atap Istana Gubernur Sumatera Barat yang megah namun diliputi suasana keprihatinan, sebuah momen persaudaraan antarprovinsi tercipta pada Selasa (16/12/2025). Gubernur Jambi, Al Haris, melangkah masuk membawa lebih dari sekadar bantuan fisik, ia membawa pesan bahwa Sumatera Barat tidak sedang berjuang sendirian melawan dampak bencana yang meluluhlantakkan sebagian wilayahnya.
Bantuan senilai Rp500 juta dan 10 ton beras diserahkan secara simbolis kepada Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah. Angka-angka tersebut bukan sekadar statistik anggaran, melainkan hasil gotong royong dari berbagai lapisan masyarakat Jambi, mulai dari dana pemerintah daerah, BTT, hingga zakat masyarakat melalui Baznas.
Gubernur Al Haris menegaskan bahwa kedatangannya adalah panggilan nurani sebagai tetangga dekat. "Jambi dan Sumatera Barat adalah saudara yang tak terpisahkan oleh sejarah maupun kekeluargaan. Ini adalah bentuk gotong royong keluarga besar Jambi untuk meringankan beban saudara kami di sini," ungkapnya dengan nada emosional.
Tak perlu menunggu birokrasi yang panjang, bantuan 10.000 kilogram beras tersebut dilaporkan telah langsung bergerak menuju Solok, menjangkau piring-piring warga yang rumahnya mungkin tak lagi memiliki dapur.
Menerima bantuan tersebut, Gubernur Mahyeldi menyampaikan gambaran pilu mengenai kondisi daerahnya. Ia mengungkapkan sebuah realitas pahit, bencana kali ini terasa jauh lebih destruktif dibandingkan gempa bumi yang pernah melanda sebelumnya.
Jika gempa meninggalkan reruntuhan, banjir dan material longsor kali ini meninggalkan tanah kosong. Tercatat sebanyak 773 rumah hilang tanpa bekas, seolah-olah bangunan-bangunan itu tidak pernah ada di sana, tersapu oleh terjangan material alam.
"Kami kehilangan banyak hal. Bukan hanya bangunan yang retak, tapi bangunan yang benar-benar hilang disapu material batu dan kerikil," tutur Mahyeldi saat menjelaskan skala kerusakan yang kini mencapai angka fantastis Rp5,2 triliun.
Laporan yang dipaparkan Mahyeldi menunjukkan betapa beratnya beban yang dipikul Sumatera Barat saat ini:
* Duka Mendalam: 244 nyawa melayang dan 86 orang masih dalam pencarian.
* Kehilangan Tempat Tinggal: Ribuan rumah rusak, mulai dari 1.891 unit rusak berat hingga lebih dari 41.000 rumah yang terendam lumpur.
* Lumpuhnya Fasilitas Publik: Pendidikan dan kesehatan terancam setelah 437 sekolah dan 45 fasilitas kesehatan terdampak.
* Sawah yang Mati: Sekitar 7.657 hektare lahan tani kini tertimbun batu dan kerikil, memutus urat nadi ekonomi petani lokal.
Meskipun masa tanggap darurat masih akan berlangsung hingga 22 Desember 2025, Mahyeldi memastikan bahwa pemerintah tidak ingin berlama-lama meratap. Di hari yang sama dengan penyerahan bantuan, rapat-rapat strategis untuk tahap rehabilitasi dan rekonstruksi sudah mulai digelar.
Kehadiran pemerintah pusat melalui kunjungan Presiden dan jajaran menteri memberikan angin segar bagi percepatan pemulihan. Dukungan dari Jambi menjadi tambahan energi bagi jajaran OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Sumatera Barat untuk bergerak lebih gesit.
Pertemuan di Istana Gubernur sore itu ditutup dengan doa tulus dari Mahyeldi untuk rakyat Jambi, agar dijauhkan dari segala marabahaya. Sebuah penutup yang manis untuk pertemuan dua pemimpin yang sepakat bahwa di hadapan bencana, sekat wilayah tak lagi bermakna, yang ada hanyalah kemanusiaan. (And)
