PADANG - 17 NOVEMBER 2025 - Sorot lampu panggung membelah keremangan ruangan balai sidang, memantul di layar lebar yang memajang tema sentral. "International Waqf Conference, Waqf for Sustainable Development". Di bawah atap kota Padang yang bersejarah, ribuan pasang mata hari itu menjadi saksi pembukaan sebuah konferensi penting yang bertekad menempatkan tradisi wakaf amal jariyah sebagai motor penggerak pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Selama dua hari, 15 hingga 16 November 2025, Sumatera Barat menjadi episentrum diskusi global tentang filantropi Islam. Acara ini bukan sekadar pertemuan formal, melainkan sebuah komitmen kolektif untuk "membudayakan berwakaf demi kemaslahatan bersama," sebagaimana tertulis dalam spirit acara.
Aura kenegaraan terasa kental sejak pembukaan. Acara ini disemarakkan oleh kehadiran figur-figur kunci bangsa. Mantan Wakil Presiden RI, H. Ma'ruf Amin, tampak hadir, bersama dengan Menteri Agama RI dan Ketua MPR RI, memberikan bobot institusional pada inisiatif keumatan ini. Kehadiran mereka menegaskan bahwa wakaf telah menjadi isu strategis nasional.
Namun, yang membuat panggung siang itu bersinar adalah deretan diplomat dan pakar wakaf dari berbagai penjuru dunia. Narasumber ternama dari Mesir, Malaysia, Arab Saudi, Maroko, dan Kuwait berbagi wawasan dan pengalaman, merangkai benang merah praktik wakaf yang sukses dari berbagai budaya Islam. Para narasumber ini membawa serta warisan tradisi pengelolaan wakaf yang telah teruji zaman, siap diadaptasi untuk tantangan modern.
Dalam sambutan yang membakar semangat, Gubernur Sumatera Barat menyampaikan bahwa konferensi ini memiliki makna ganda. Selain fokus pada wakaf, kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari rangkaian suka cita menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
"Wakaf bukan hanya tentang sedekah materiil; ini adalah sebuah manifestasi kepedulian yang secara terus-menerus untuk saling membantu sesama," tegas Mahyeldi Gubernur.
Gubernur kemudian mendeklarasikan posisi strategis wilayahnya, "Sumatera Barat adalah gerbang dari kepedulian bagi kita. Oleh karena itu, sudah saatnya kita menyuarakan dan melakukan Gebrakakan Wakaf secara bersama-sama, memacu semua elemen demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kita." Seruan ini disambut hangat oleh para pejabat daerah yang hadir, mulai dari bupati, wakil bupati, walikota, hingga Forkopimda setempat.
Pemerintah provinsi berjanji akan mengimplementasikan poin-poin yang dibahas, menjadikan wakaf sebagai program dukungan yang menyentuh semua komponen umat.
Kemegahan acara ini tak lepas dari dukungan solid dari lembaga-lembaga yang berkomitmen pada pengembangan wakaf di Indonesia. Konferensi didukung penuh oleh tiga pilar penting. BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji), perbankan daerah Bank Nagari, dan perusahaan swasta Paragon Corp. Sinergi antara dana haji, perbankan daerah, dan sektor korporasi ini menjadi model konkret bagaimana wakaf dapat dikelola secara profesional dan masif.
Ketika tirai hari pertama dibuka, gema diskusi tentang peran pemangku kepentingan dalam membudayakan wakaf masih menggeliat. Konferensi ini telah berhasil mengubah Padang, Ranah Minang, menjadi mercusuar harapan, membuktikan bahwa wakaf adalah solusi abadi untuk membangun masa depan yang berkelanjutan dan sejahtera bagi umat. (And/Jon)
